Minggu, 29 Juni 2008

POTRET KEPEMIMPINAN KAUM MUDA

Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peranan yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa diperlukan daya kekuatan berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat kejujuran, kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan. Memang, selalu ada harapan baru pada figur pemuda. Harapan akan kesegaran gagasan, kekuatan pikiran, ketangguhan stamina, dan keberanian dalam memberantas penyimpangan.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda menempati peranan yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan, pemuda menjadi ujung tombak perjuangan melawan penjajahan ketika itu. Selain sebagai pengontrol independen terhadap kebijakan pemerintah dan penguasa, pemuda juga aktif melakukan kritik tajam, hingga menurunkan pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak kepada rakyat.

Sekaitan dengan kepemimpinan, misalnya, John F. Kennedy menjabat Presiden Amerika Serikat di usia 35 tahun, Tony Blair sebagai Perdana Menteri Inggris usia 44 tahun, Benazir Bhutto menjabat Perdana Menteri Pakistan usia 35 tahun, Ir. Soekarno, menjabat Presiden Republik Indonesia pertama pada usia 44 tahun.

Muhammad Hidayat Nur Wahid dilantik menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam usia 44 tahun. Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini adalah anugerah zaman yang harus disyukuri, didukung dan diteladani. Bagaimana tidak, ketika orang-orang dan pemerintah pada khususnya, baru berteriak-teriak tentang pemberantasan korupsi, ia sudah menerapkan hidup dengan konsep sederhana. Fasilitas mobil mewah adalah hal pertama yang ia tolak saat memangku jabatan Ketua MPR RI. Ia juga menolak dan menyeru agar anggota dewan dan wakil rakyat yang terhormat tidak perlu menginap di suite room hotel berbintang lima yang cukup mahal harganya. Sebagai gantinya, ia lebih memilih menginap di ruang kerja.

Dari dunia Islam, kita mengenal nama Umar bin Abdul Aziz, saat dilantik menjadi khalifah pada usia yang masih sangat muda, yaitu 35 tahun. Adil, jujur, sederhana dan bijaksana, itulah ciri khas kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Tak salah bila sejarah Islam menempatkannya sebagai khalifah kelima yang bergelar Amirul Mukminin, setelah Khulafa Ar-Rasyidin. Khalifah pilihan itu begitu mencintai dan memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya. Ia beserta keluarganya rela hidup sederhana dan menyerahkan harta kekayaannya ke baitulmal (kas negara), begitu diangkat menjadi khalifah. Khalifah Umar pun dengan gagah berani serta tanpa pandang bulu memberantas segala bentu praktik korupsi. Sehingga pada era kepemimpinannya, Dinasti Umayyah mampu menorehkan tinta emas kejayaan yang mengharumkan nama Islam.

Dan, contoh dari segala teladan adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau mendapat wahyu pertama yang sekaligus menandai kerasulannya pada usia 40 tahun. Setelah itu, beliau dan pengikutnya berjibaku mempertahankan dan menyebarkan Islam, hingga akhirnya Islam benar-benar menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Kisah hidup dan perjuangannya dalam menegakkan Islam, tak tertandingi keindahan biografi tokoh dunia manapun. Itulah sebabnya nama besar Muhammad SAW tak tergoyahkan dari urutan teratas tokoh paling berpengaruh sedunia.

Michael Hart dalam bukunya “The 100, a Rangking of The Most Influential Persons in History”, menempatkan Rasulullah SAW sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memiliki kecerdasan manajerial yang tinggi dalam mengelola, mengatur dan menempatkan anggota masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat mencapai tujuan utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Ilahi.

Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin yang mengedepankan kebersamaan. Beliau mengusulkan sebuah ide win-win solution dalam penyelesaian masalah peletakkan hajar aswad. Direntangkannya sebuah kain besar, kemudian hajar aswad diletakkan di bagian tengahnya, lalu beliau meminta kepada setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut. Setelah itu, hajar aswad disimpan ke tempat semula di Ka’bah. Dengan cara seperti itu, tidak ada satupun kabilah yang merasa dirugikan, bahkan mereka sepakat untuk menggelari beliau sebagai al amin (orang yang terpercaya).

Pada tahun 2009 kita akan melaksanakan pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden. Pemilu menjadi krusial karena menjadi momentum pergantian kepemimpinan nasional, baik pada level eksekutif maupun legislatif. Ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh kalangan muda dalam memimpin bangsa ke depan. Tidak cukup hanya bermodalkan semangat yang tinggi dan wajah yang tampan. Kriteria itu di antaranya, kalangan muda harus memiliki wawasan yang luas, memiliki kepedulian dan penuh tanggung jawab, memiliki jaringan yang luas dengan politisi, pengusaha, maupun TNI, sehingga ketika terpilih maka akan bisa berkomunikasi dengan semua kalangan.

Kepemimpinan kalangan muda diyakini sudah siap tampil tahun 2009. Namun citra kepemimpinan kaum muda tergantung pada keberhasilan kalangan muda yang menang di pemilihan kepala daerah saat ini. Bila kaum muda dapat menunjukkan kemampuannya dalam memimpin daerah, dapat melayani masyarakat, dan dapat memenuhi janji-janjinya pada saat kampanye, maka tidak menutup kemungkinan tahun 2009 adalah milik kaum muda. Kini saatnya yang muda tampil memimpin.

Tidak ada komentar: