Kamis, 02 Februari 2012

MERINDUKAN KA'BAH

Oleh H Imam Nur Suharno SPd MPdI
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (SETIA) Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Masih terngiang di benak penulis saat merasakan puncak spiritualitas selama melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci beberapa waktu yang lalu. Rindu ingin kembali lagi.
Itulah kalimat yang selalu menggelayuti perasaan para jamaah haji setibanya dari Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Hal itu pun penulis rasakan dengan kerinduan yang amat sangat.
Mengapa perasaan itu selalu menghiasi setiap jamaah haji? Selain tarikan keutamaan ibadah di Tanah Suci, seperti lipatan pahala sampai seribu kali lipat jika beribadah di Masjid Nabawi dan seratus ribu kali lipat jika beribadah di Masjidil Haram (HR Ahmad), ada beberapa hal yang menjadi alasan.
Pertama, merasa amalan yang dikerjakan selama di Tanah Suci kurang maksimal. Kedua, khawatir amal yang sedikit itu tidak diterima. Ketiga, tidak dapat melaksanakan rukun, wajib, dan sunah-sunah haji secara sempurna. Hal ini mungkin terjadi karena kondisi kesehatan dan fisik jamaah. Terlepas dari itu semua, ada satu tarikan kenikmatan spiritual yang sangat tinggi yang tidak dapat di rasakan oleh orang lain, kecuali oleh para jamaah haji sendiri.
Oleh karena itu, ada beberapa amalan pasca-ibadah haji yang hendaknya selalu dikerjakan oleh setiap jamaah haji setibanya dari Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah agar kenikmatan spiritualitas itu tetap terpelihara.
Pertama, penuh harap dan banyak berdoa. Perasaan takut (khauf) saja tidak cukup, harus diimbangi dengan perasaan penuh harap (raja’) kepada Allah SWT. Sebab, perasaan khauf tanpa raja’ akan menyebabkan putus asa. Sebaliknya, perasaan raja’ saja tanpa khauf akan menyebabkan perasaan sombong.
Oleh karena itu, berharap diterimanya amal disertai perasaan takut amalnya ditolak akan mewariskan sikap tawadhu’ (rendah hati). Di saat harapannya terwujud, ia akan memohon kepada Allah SWT agar menerima amalannya. Sikap seperti inilah yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Dalam firman Allah SWT, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 127).
Kedua, memperbanyak istighfar. Meskipun seseorang telah berupaya secara maksimal untuk menyempurnakan amal ibadahnya, tetap akan menyisakan kekurangan. Oleh karena itu Allah SWT mengajarkan kepada kita bagaimana menghilangkan kekurangan tersebut, yaitu dengan memperbanyak istighfar setelah melaksanakan ibadah.
Allah SWT berfirman setelah menyebut manasik haji, “Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah [2]: 199).
Ketiga, memperbanyak amal saleh. Sesungguhnya amal saleh adalah ibarat pohon yang baik, yang membutuhkan siraman dan perawatan agar tumbuh dan menjadi kokoh, lalu memberikan buahnya. Dan, di antara tanda kemabruran haji adalah bertambah baiknya amal dan akhlak seseorang sekembalinya dari haji.
Rasulullah SAW bersabda, “Haji mabrur (yang diterima) itu tidak memiliki balasan kecuali surga.” Ketika ditanyakan kepada beliau, apa tanda mabrurnya? Rasulullah SAW bersabda, “Yaitu memberi makan (kepada orang) dan bagus ucapan.” (HR Thabrani).
Artinya, seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji hendaknya semakin peduli terhadap kaum muslimin, seperti memperbanyak infak dan bersedekah untuk orang-orang yang membutuhkan, dan meningkatkan peran dakwah di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, ia semakin mulia dengan murah senyum dan sapaannya yang lembut serta salam yang menyejukkan.
Keempat, memperbanyak dzikir. Hal ini ditegaskan melalui firman Allah SWT, “Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu.“ (QS Al-Baqarah [2]: 200).
Teriring salam doa semoga Allah SWT menjadikan haji yang telah kita tunaikan sebagai haji yang mabrur, sa’i yang masykur, dosa yang diampuni, dan menjadikan amal-amal kita sebagai amalan saleh yang diterima di sisi-Nya.
Pun, kita berharap selain keinginan kembali ke Tanah Suci dapat terkabulkan, juga berharap semoga saudara-saudara kita kaum muslimin yang belum berkesempatan ke Tanah Suci dimudahkan oleh Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji pada tahun-tahun yang akan datang. Amin.

•Kabar Cirebon, Opini, 20/1/2012

Tidak ada komentar: