Rabu, 17 Februari 2010

Try Out Bagian dari Proses Pembelajaran

Imam Nur Suharno SPd MPdI
Kepala MTs Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, mengatakan, setiap anak mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun, menurutnya, bukan berarti tanpa risiko. Karena itu, dengan try out (uji coba) mereka bisa tenang waktu melihat soal. ''Dari sana, mereka bisa kembali memetakan soal, mana yang masih harus dipelajari dan dilatih,'' jelasnya.

Pernyataan itu dikemukakan seusai memberikan motivasi kepada lebih dari 6.000 siswa yang mengkuti Try Out Education Exhibition and Try Out SIMAK-UI dan PMBP-ITB 2010 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (31/1). Try Out (TO), kata Fasli, suatu proses atau bagian dari pembelajaran bagi para siswa agar mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi, dengan melatih pelajaran yang dipelajari.

Fasli mengimbau, para siswa melihat uji coba dan ujian sebagai suatu tantangan dan mengasah life skill atau real life karena semuanya berkompetisi. ''Semakin sering mengikuti try out, semakin baik sebagai evaluasi diri untuk mengukur diri sesuai standar kompetensi,'' ujarnya (Republika, Senin, 1 Februari 2010).

TO merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan. Di antara upaya menghadapi Ujian Nasional (UN), TO perlu sering diadakan agar siswa terbiasa mengerjakan berbagai tipe soal, mulai dari soal yang sulit sampai soal yang paling mudah. Karena itu, strategi yang dilakukan oleh sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan dalam mengelola TO harus benar-benar profesional.

Untuk mengikuti kegiatan TO, tidaklah sulit. Sebab, menjelang UN, TO setiap tahun selalu diselenggarakan oleh setiap sekolah, baik tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. TO yang dilakukan biasanya mulai dari tingkat provinsi sampai kabupaten dan kota.

Beberapa lembaga kursus dan bimbingan belajar juga tidak kalah geraknya melaksanakan TO bagi siswa. Demikian pula, lembaga-lembaga kursus terkenal juga memberikan kontribusi dengan melaksanakan TO kepada siswa kelas akhir, baik untuk tingkat SD, SLTP, maupun SLTA.

TO perlu dilakukan berkali-kali. Semakin sering dilaksanakan, TO akan memberikan dampak perubahan terhadap hasil selanjutnya. Artinya, setiap kali dilakukan TO nilai skor akan lebih baik dan meningkat.

Nilai yang diperoleh siswa dari TO, sesungguhnya merupakan hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai itu dipengaruhi oleh dua faktor utama: dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan.

Faktor dari diri berupa kemampuan. Clark (1981) mengemukakan, 70 persen hasil belajar siswa dipengaruhi kemampuan siswa dan 30 persen oleh lingkungan. Sedangkan lingkungan belajar yang paling dominan memengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran gurunya. Karena itu, semakin baik kualitas pengajaran guru akan berdampak terhadap kualitas belajar siswanya.

Ada banyak manfaat dari kegiatan TO. Pertama, membiasakan siswa menghadapi tes. Ada pepatah mengatakan, kita bisa karena terbiasa. Dengan seringnya mengerjakan soal-soal latihan, siswa pasti jadi merasa terbiasa sehingga melihat UN bukanlah sebagai beban.

Kedua, meningkatkan kepercayaan diri siswa. Secara psikologis, keberadaan TO mampu menunjang suksesnya ujian memang tidak salah. Karena, siswa yang mengikuti TO dengan yang tidak mengikuti TO tingkat ke-pede-annya dalam mengerjakan soal UN akan berbeda.

Ketiga, meningkatkan penguasaan materi. Dari sisi akademis, TO dapat membantu siswa untuk pendalaman materi. Ini akan sangat membantu siswa dalam menghadapi UN. Sebab, dengan seringnya berlatih melalui TO, siswa pun akan lebih memiliki banyak materi dan pengetahuan.

Keempat, mengukur kemampuan siswa. Melalui TO, kemampuan siswa akan mudah terukur. Karena, pelaksanaan TO mulai dari pengerjaan hingga pengoreksian biasanya menggunakan komputer. Sehingga, kemampuan siswa akan lebih cepat diketahui. Setelah itu, siswa diajak untuk membahas soal TO secara bersama dengan guru pembimbing.

Agar hasil TO dapat memberikan pengaruh yang signifikan, siswa yang mengikuti TO harus serius sehingga hasilnya bisa maksimal. Namun, jika TO hanya ikut-ikutan dan malas belajar, hasilnya akan percuma.

Untuk itu, Isjoni, seorang Pakar Pendidikan Riau, berpesan agar TO yang dilakukan oleh sekolah harus lebih diefektifkan sebab hasil penelitian menyebutkan, TO yang dilaksanakan oleh sekolah, masyarakat, ataupun pemerintah telah memberikan dampak memuaskan bagi hasil UN.

Meski demikian, bukan berarti hanya dengan TO maka hasil yang didapatkan pun maksimal. Karena TO, bukanlah satu-satunya cara menentukan prestasi. Ketekunan dalam belajar serta berdoa juga merupakan faktor yang memengaruhi kesuksesan. Mari kita lakukan bersama.



dimuat di Harian Republika, 17 Pebruari 2010

Tidak ada komentar: