Rabu, 10 Februari 2010

Upaya Mencegah Kesurupan

Oleh Imam Nur Suharno

Kesurupan jin merupakan kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat. Sekitar dua puluh siswa SMP Negeri 2 Bandung, mengalami kesurupan pada Jumat (5/2). Dari Ciamis dilaporkan, tujuh siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Maparah Desa Maparah, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis juga kesurupan, yang terjadi sekitar pukul 9.30 WIB. Proses belajar-mengajar pun terpaksa dihentikan sebelum waktunya (”PR”, 6 Februari 2010).

Fenomena kesurupan, memang tidak hanya terjadi pada siswa kedua sekolah tersebut. Untuk itu, sebelum kita menyimpulkan apakah seseorang kesurupan ataupun tidak, kita perlu mengetahui ciri-ciri yang tampak pada diri seseorang yang kesurupan, sebagaimana dijelaskan oleh Ustaz Jasiman Lc.

Pertama, kondisi kesurupan. (a) Setengah kesurupan, gangguan pada taraf ini terjadi tatkala jin yang merasuk menguasai sebagian atau seluruh jasad, tetapi tidak mampu menguasai pikirannya. Dalam kondisi ini sadar atau setengah sadar, tetapi ia tidak mampu mengendalikan ucapan atau gerakan badan tertentu. (b) Kesurupan total, gangguan pada taraf ini terjadi tatkala jin yang merasuk menguasai seluruh jasad dan pikirannya. Dalam kondisi ini, orang itu tidak sadarkan diri. Semua ucapan atau gerakan badannya di luar kendali diri.

Kedua, adanya keluhan-keluhan psikis. Seorang yang dalam kondisi ini, sering mengalami kegelisahan dan keraguan saat melakukan aktivitas seperti: gampang emosi, mudah marah, malas beribadah, waswas, dan ketakutan berlebihan, atau bahkan stres hingga gila.

Ketiga, adanya keluhan fisik. Seorang dalam kondisi ini, sering mengalami kesakitan saat melakukan aktivitas seperti: sering kesakitan pada anggota badan tertentu, tidak terdeteksi secara medis, atau terdeteksi tetapi tidak mempan diobati dengan segala macam obat, atau terdeteksi tetapi kesimpulan satu dokter dengan dokter lainnya saling berbeda.

Keempat, memiliki kelebihan gaib. Seseorang dalam kondisi ini, memiliki kekuatan di luar kemampuan manusia seperti: mampu mengobati berbagai macam penyakit, kebal terhadap senjata, dapat menyingkap kejadian yang sudah terjadi atau meramal peristiwa yang belum terjadi, dan lainnya.

Untuk mencegah kesurupan melanda siswa di sekolah, Syaikh Wahid Abdus Salam Bali, dalam bukunya ”Wiqayatul Insan Minal Jinni Wasysyaitan”, memberikan panduan terapi.

Pertama, tahap sebelum pengobatan. (1) Mempersiapkan suasana yang benar. Keluarkan gambar-gambar yang ada di rumah atau ruangan yang akan dipakai untuk mengobati. (2) Mengeluarkan dan membakar penangkal atau jimat yang ada pada penderita. (3) Membersihkan tempat dari lagu-lagu dan alat-alat musik. (4) Membersihkan tempat dari pelanggaran syar`i, seperti orang lelaki yang memakai emas atau wanita yang tidak menutup aurat. (5) Memberikan pelajaran tentang akidah kepada penderita dan keluarganya. (6) Menjelaskan bahwa cara pengobatan yang akan dilakukan tidak sama dengan tukang sihir dan dukun. (7) Mendiagnosis keadaan dengan mengajukan pertanyaan kepada penderita untuk mengecek gejalanya. (8) Dianjurkan berwudu. (9) Penderita wanita harus menutup seluruh auratnya. (10) Jangan mengobati wanita kecuali disertai seorang muhrimnya. (11) Berdoalah kepada Allah SWT.

Kedua, tahap pengobatan. Letakkan tangan di kepala penderita dan bacakan ayat-ayat berikut di telinganya dengan tartil: Surat Alfatihah, Albaqarah: 1-5, Albaqarah: 163-164, Albaqarah: 255-257, Albaqarah: 285-286, Ali Imran: 18-19, Al-A`raf: 54-56, Almukminun: 115-117, Ashshoffat: 1-10, Al-Ahkaf: 29-32, Arrahman: 33-36, Alhasyr: 21-24, Aljin: 1-9, Al-Ikhlas, Alfalaq, dan Annas.

Ketiga, tahapan setelah pengobatan. Ini merupakan tahapan yang sangat rawan, karena kadang seseorang dapat kembali kesurupan. (1) Menjaga salat berjamaah. (2) Tidak mendengarkan musik. (3) Senantiasa menjaga wudu. (4) Membaca ayat kursi sebelum tidur. (5) Membaca surat al-Baqarah di rumah setiap hari. (6) Membaca atau mendengarkan surat al-Mulk sebelum tidur. (7) Membaca surat Yasin pada pagi hari. (8) Berteman dengan orang yang saleh. (9) Jika wanita, harus selalu mengenakan busana muslimah. (10) Mendengarkan bacaan Alquran setiap hari. (11) Membaca basmalah setiap kali melakukan sesuatu. (12) Setiap selesai salat Subuh membaca wirid La Ilaha illah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli syaiin qadir (Tidak ada Ilah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), seratus kali. (13) Tidak tidur sendirian.

Lebih lanjut, M.H.M. Hasan Ismail dalam bukunya ”Ruqyah Syar`iyah” pada Shahih Bukhari dan Fathul Bari, menganjurkan kepada kaum Muslimin melakukan hal-hal berikut agar terhindar kesurupan. (1) Selalu menjaga zikir sebagai benteng dari gangguan setan. (2) Jika berada dalam ketinggian bacalah basmalah. (3) Jika membuang air panas ke tanah atau tempat lainnya bacalah basmalah. (4) Jika memasuki kamar yang gelap bacalah basmalah. (5) Jangan menyakiti kucing atau anjing. (6) Jangan tidur sendirian, jika terpaksa berwudulah dan berzikir sebelum tidur. (7) Jangan buang air besar atau kecil di atas batu atau di bawah pohon. (8) Jangan membunuh ular yang menampakkan diri di dalam rumah. (9) Jangan menyendiri di padang pasir atau tempat-tempat lapang lainnya yang sepi.

Beberapa kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah guna mencegah terjadinya kesurupan, seperti membaca Alquran lima menit sebelum kegiatan belajar mengajar, salat sunah Duha saat istirahat, salat Zuhur berjamaah, puasa sunah, kajian keagamaan, memakai jilbab untuk siswi, dan lain sebagainya. Wallahu a`lam.***

Penulis, pemerhati masalah sosial, tinggal di Kuningan, Jawa Barat.
PR edisi Rabu 10 Pebruari 2010

Tidak ada komentar: