Rabu, 18 November 2009

Integrasi Ujian Nasional dan SNMPTN

Oleh Imam Nur Suharno SPd MPdI
Direktur Pendidikan Yayasan Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Pemaksaan Ujian Nasional (UN) sebagai satu-satunya penentu kelulusan peserta didik membuat pendidikan mengarah hanya pada pengembangan kemampuan kognitif. Bahkan, UN telah banyak mengubah metode belajar yang cukup berefek pada kemampuan peserta didik memahami masalah.

Para guru biasanya menggenjot kemampuan siswa dengan metode drilling , yaitu melatih siswa untuk mengerjakan sosl-soal yang mungkin akan keluar dalam UN. Siswa tidak lagi diajari untuk memahami pelajaran secara utuh, namun bagaimana mereka terbiasa dengan soal-soal yang diprediksi akan muncul dalam UN. Melalui metode ini, kadang sampai mengorbankan mata pelajaran yang tidak di-UN-kan.

Ironisnya lagi, peserta didik diajari cara mengerjakan soal UN secara instan. Mulai dari upaya membocorkan soal, memberikan kunci jawaban UN, hingga me- mark up hasil ujian siswa. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan persentase kelulusan, mengingat hal tersebut terkait erat dengan gengsi sekolah dan daerah.

Selain itu, persentase angka kelulusan tersebut juga menjadi dasar pertimbangan alokasi bantuan pemerintah pusat terhadap daerah dan sekolah.Memang, membahas polemik seputar UN tidak akan ada selesainya. Karena itu, yang harus dilakukan adalah memperbaiki sistem. Jika UN kredibel, hasilnya bisa dipakai untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan, Alhamdulillah akhirnya kabar gembira tentang integrasi UN dengan SNMPTN itu akan direalisasikan pada tahun 2011. Ini merupakan kado istimewa dari Mendiknas untuk para pengelola pendidikan di negeri ini.

Pemerintah melalui Depdiknas akhirnya memutuskan pada 2011 pelaksanaan dan hasil UN bisa diintegrasikan dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hal itu disampaikan Mendiknas Mohammad Nuh didampingi seluruh jajaran eselon I di lingkungan Depdiknas, dan Rektor Universitas Negeri Surabaya yang juga Ketua Panitia SNMPTN, Haris Supratno, di Depdiknas, akhir pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, Ketua SNMPTN Haris Supratno mengatakan, pembuatan soal, pengawasan, dan hal-hal lain sudah dilibatkan dalam pengawasan tes masuk, pembuatan soal, juga hal-hal yang kecil lainnya. Dan mulai tahun inipun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sudah dilibatkan dalam proses UN.

Dari mulai pembuatan soal, distribusi, pelaksanaan, dan evaluasi. ''Dengan pelibatan PTN, diharapkan pada 2010 UN sudah kredibel dan tidak usah tunggu 2012 untuk mengintegrasikan UN dengan SNMPTN.'' ujarnya.

PTN sudah dilibatkan dalam UN mulai dari penyusunan soal ujian, cetak naskah, distribusi ke sekolah-sekolah, pengawasan ujian hingga scanning lembar jawaban ujian. ''Tahun ini UN belum bisa dijadikan syarat masuk PTN.'' cetus Haris. ( Republika Online , Senin, 09/11/2009).

Pengintegrasian UN ini sebenarnya sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI bahwa UN dijadikan sebagai seleksi masuk pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam Peraturan Menteri tersebut dinyatakan bahwa hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk; a) pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan; b) seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c) penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan; d) akreditasi satuan pendidikan; dan e) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Semoga melalui integrasi UN dengan SNMPTN ini, polemik seputar UN bisa terselesaikan. Dan diharapkan sekolah dapat melaksanakan amanah pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Wallahu a'lam bishshawab .
Rabu, 18 November 2009 pukul 12:27:00/Republika

Tidak ada komentar: